Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda mela
Rabu, 07 November 2012
sejarah kota makasar
Sejak abad ke-16, Makassar merupakan pusat perdagangan yang dominan
di Indonesia Timur dan kemudian menjadi salah satu kota terbesar di Asia
Tenggara. Raja-raja Makassar menerapkan kebijakan perdagangan bebas
yang ketat, di mana seluruh pengunjung ke Makassar berhak melakukan
perniagaan disana dan menolak upaya VOC
(Belanda)
untuk memperoleh hak monopoli di kota tersebut.
Selain itu, sikap yang toleran terhadap agama
berarti bahwa meskipun Islam semakin menjadi agama yang utama di wilayah
tersebut, pemeluk agama Kristen dan kepercayaan lainnya
masih tetap dapat berdagang di Makassar. Hal ini menyebabkan Makassar
menjadi pusat yang penting bagi orang-orang Melayu
yang bekerja dalam perdagangan di kepulauan Maluku dan juga menjadi markas yang penting bagi
pedagang-pedagang dari Eropa dan Arab.Semua
keistimewaan ini tidak terlepas dari kebijaksanaan Raja Gowa-Tallo yang
memerintah saat itu (Sultan Alauddin, Raja Gowa dan Sultan Awalul
Islam, Raja Tallo).
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda mela
Kontrol penguasa Makassar semakin menurun seiring semakin kuatnya pengaruh Belanda di wilayah tersebut dan menguatnya politik monopoli perdagangan rempah-rempah yang diterapkan Belanda mela
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar